(Sedikit pemanasan sebelum nulis yang lebih serius lagi :D)
Hari ini, lebih tepatnya Rabu 7-12-2011 ada sebuah pengalaman kecil yang menurut saya memiliki makna yang luar biasa, karena saya yakin bahwa setiap helaan nafas dan aliran darah dalam setiap detik kehidupan memiliki makna dan rahasia dibaliknya, sore tadi saya mendapat jadwal untuk membuat e-Ktp atau KTP elektronik, meskipun sebenarnya jadwal saya besok, tapi berhubung besok saya harus kembali pergi keluar Kota untuk beberapa lama, akhirnya saya mengusahakan untuk bisa memajukan jadwal pembuatan e-KTP saya, saya tidak berfikir bisa atau tidak bisa, tapi saya hanya berperasaan positif dan senang, karena segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan dan perputaran alam semesta ini toh semuanya berdasarkan izin Alloh, Betull,..???
Setelah pagi hari saya bernegosiasi dengan petugas kecamatan dan akhirnya diizinkan untuk bisa melakukan pembuatan e-Ktp pada sore harinya, saya sedikit merasa lega, dan akhirnya saya melanjutkan aktifitas saya hari ini. Singkat cerita pada sore harinya saya datang ke kecamatan dan kantor kecamatan mulai terlihat sepi, tidak seperti pagi hari yang begitu ramai orang mengantri, kini hanya tersisa beberapa orang, namun saya berbeda dengan orang yang lainnya yang mendapat no antrian, saya hanya berbekal undangan dan KTP lama, ketika saya hendak memasuki ruangan, terdengar suara dari dalam ruangan bahwa untuk pembuatan e-ktp hari ini sudah ditutup karena semua no urut sudah dipanggil, petugas yang mengumumkan hal itu terlihat sangat kesal dan kelelahan terlihat dari nada bicaranya dan juga gerak tubuhnya yang mulai malas, namun saya hanya tetap tersenyum dan mengamati perilakunya (kebiasaan terpendam, mengamati perilaku orang lain, Heheh), dan saya tetap memasang perasaan saya agar tetap pada STATE POSITIVE.
Saat ruangan pembuatan e-ktp mulai sepi saya memaksakan untuk mengajukan undangan saya agar tetap dapat diproses (kadang2 harus nekat juga), dengan tetap memasang muka tenang, senyum terpasang dan perasaan yang positive, sementara ada beberapa orang terlihat kesal dan muka cemberut serta ngedumel sana-sini, memaki-maki petugas kecamatan yang sudah nampak kelelahan, begitu pula salah satu petugas kecamatan yang nampak kesal dengan antrian yang tak kunjung habis bahkan terus bertambah (dalam hati saya hanya tersenyum kecil dan berfikir, "hati-hati mas bekerja tidak ikhlas dan penuh energi negative bisa membawa dampak negative").
saat tiba giliran saya, dan saya duduk di kursi, tiba2 salah seorang petugas kecamatan terlihat kesal dan mengatakan "udah tutup pintunya, tutup pintu kecamatannya (sambil mengusir keluar salah seorang warga yang ingin membuat e-ktp juga), awalnya saya kira biasa saja, namun bebrapa saat kemudian setelah saya mulai proses pembuatan e-ktp, ada seorang ibu2 yang berteriak2, "siapa yang tadi ngusir2 keponakan saya" (dengan nada tinggi), dan akhirnya ibu itu pun bertatap muka dengan petugas kecamatan yang tadi mengusir keponakannya, dan terjadilah perselisihan
Ibu2 : "Ooo, mas yg tadi ngusir2 ponakan saya, bisa sopan ga sih !!!"
PK : " Ya bu, tapi waktu pembuatannya sudah selesai, kalau mau bisa besok lagi"
Ibu2 : "Ya saya ga masalah mas kalaupun besok, bulan depan atau taun depan, tapi dengan cara yang sopan dong, ga usah dorong2 dan ngusir2 ponakan saya pake cara kasar gitu"
Ibu2 : dengan nada makin meninggi "Mas ga tau saya ini Isteri TNI, saya bisa panggil suami saya dateng kesini dan memarahi kamu TAU !!!"
sang petugas kecamatan hanya bisa terdiam, dan selesai proses pembuatan e-ktp saya, ternyata diluar ibu2 tadi masih merasa kesal dan ia sedang menelpon (sepertinya suaminya) sambil curhat dan ngedumel dalam telpon, dan saya hanya berlalu meninggalkan kecamatan, entah apa yang terjadi berikutnya.
Apa yang bisa kita ambil dari kisah diatas, ada dua kondisi yang terjadi disini, dari sudut pandang saya yang nrimo dan berperasaan positive ternyata alhamdulillah dilancarkan urusan saya (maaf, tanpa bermaksud apapun), sedangkan dari sudut pandang petugas kecamatan yang berperasaan negative dan "berperilaku" negative ternyata ia mendapatkan respon balik yang negative KONTAN saat itu juga, sama halnya seperti frekuensi sinyal handphone dalam pesawat yang mampu mengganggu sebuah penerbangan, begitu juga dengan perasaan kita yang memiliki frekuensi vibrasi yang lebih cepat daripada tubuh fisik kita, sehingga langsung direspon oleh Alloh melalui alam semesta, jadi berhati-hatilah dengan perasaan kita, pilihlah baik-baik dan pilih dengan SADAR apa yang kita pikirkan dan pastikan ikhlaskan hati dan lepaskan diri dari kemelakatan, Salam Quantum Magic :D
Wassalamu'alaikum.